Kamis, 17 Juni 2010

Pengorganisasian Massa (Rakyat); Upaya Menggapai Tatanan Indonesia Baru Yang Lebih Demokratis

Pokok-Pokok Pikiran

I. Pengantar
  1. Pengorganisasian dalam konteks perubahan social menjadi titik strategis yang harus menjadi perhatian dengan seksama. Keberhasilan mencapai titik perubahan akan sangat ditentukan oleh pengorganisasian. Tanpa suatu pengorganisasian yang kuat, memadai dan sistematis maka perubahan social hanya akan bergantung pada niat baik kekuasaan, pasar politik atau situasi lain yang tidak pasti. Satu-satunya factor yang menentukan bahwa sebuah gerakan akan tetap berjalan pada relnya dan dapat mencapai tujuannya adalah pengorganisasian yang dipandu oleh kepemimpinan dan garis politik yang memihak kepada rakyat.
  2. Pengorganisasian tidak mengabdi pada dirinya sendiri. Dengan kata lain, pengorganisasian bukan untuk pengorganisasian itu sendiri tetapi untuk mengembangkan apa yang disebut sebagai daya tekan (kekuatan rakyat)
  3. Secara substansi, pengorganisasian bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kritis rakyat sekaligus menyiapkan lapisan social baru bagi tatanan baru yang hendak diciptakan.
  4. Pengorganisasian bermaksud memperkuat (memberdayakan) anggota kelompok (rakyat) dalam mengenali persoalan dan mengembangkan jalan keluar, dalam hal ini usaha mengatasi jalan masalah. Hal ini berangkat dari beberapa asumsi, sbb : a). Bahwa masyarakat punya kepentingan terhadap perubahan. Dalam hal ini mengubah struktur social yang timpang sehingga menjadi lebih baik dan memenuhi rasa keadilan kelompok (rakyat).  b). Suatu perjuangan tidak pernah datang dengan sendirinya, melainkan membutuhkan perjuangan untuk mendapatkannya. c). Bahwa setiap upaya menggapai perubahan social membutuhkan daya tekan. Dan untuk mendapatkan daya tekan yang efektif dan kuat, membutuhkan usaha (perjuangan) sebagai langkah sistemik.
II. Urgensi Pengorganisasian Rakyat.

Gerakan untuk perubahan social mengisyaratkan adanya tindakan yang terencana, sistemik dan mengarahkan tindakan pada sasaran-sasaran tertentu. Dan Analisis social merupakan syarat penting yang harus dilakukan. Letak penting pengorganisasian adalah:
  1. Pada kenyataannya, posisi masyarakat adalah selalu dipihak yang lemah. Karena itu diperlukan wahana bagi perlindungan dan peningkatan kapasitas bargaining.
  2. Kentalnya ketimpangan/keterbelakangan dimana akses dan asset’s untuk memperbaiki keadaan sangat kecil. Disini pengorganisasian bermakna sebagai upaya bersama menghadapi masalah-masalah bersama seperti bagaimana meningkatkan produksi, memperbaiki tingkat kesehatan, dll.
III. Substansi Pengorganisasian.

Suatu pengorganisasian merupakan usaha untuk membangun kekuatan rakyat sehingga rakyat dapat secara optimal memanfaatkan potensi yang dimiliki. Juga agar rakyat bisa memahami secara kritis akan lingkungannya serta mampu mengambil tindakan yang mandiri, independent dan merdeka (tanpa paksaan) dalam rangka mengatasi persoalan yang dihadapi.

IV. Inti Kerja Pengorganisasian
  1. Membangun dan mengembangkan kesadaran kritis rakyat dalam melihat persoalan-persoalan yang menghambat pencapaian keadaan yang lebih baik dan adil.
  2. Mendorong/mengembangkan organisasi yang menjadi alat dalam perjuangan kepentingan rakyat
  3. Melakukan usaha-usaha yang mengarah pada perbaikan keadaan dalam kapasitas yang paling mungkin dan kalkulasi kekuatan yang cermat serta melalui pentahapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tahap-tahap perkembangan dialektika.
V. Prinsip-Prinsip Pengorganisasian
  1. Mengutamakan yang terabaikan—Pemihakan pada yang lemah dan miskin
  2. Merupakan jalan untuk memperkuat rakyat
  3. Rakyat merupakan pelaku dan orang luar adalah fasilitator
  4. Merupakan proses saling belajar
  5. Sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan capaian
  6. Bersedia belajar dari kesalahan
  7. Terbuka—Bukan merupakan usaha untuk membentuk kelompok eksklusif
 VII. Methode Kerja

Suatu methode pengorganisasian tidak lain merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mempersiapkan suatu organisasi rakyat. Secara umum, langkah-langkahnya, adalah sbb :
  1. Melakukan penyelidikan social
  2. Membangun kontak dengan orang atau kelompok yang dinilai layak dan bakal mendukung pekerjaan lebih lanjut.
  3. Melakukan pendidikan sesuai kebutuhan dan tingkatan bagi pengembangan kesadaran kritis dari kontak person/kelompok tersebut.
  4. Melakukan kegiatan lapangan dengan kelompok sasaran yang dilakukan secara terencana dan partisipatif. Hal ini penting karena ada banyak pembelajaran dan manfaat yang bisa didapat, sbb : a) Terbangunnya ikatan emosional antara organizer dengan basis/rakyat. b) Pemahaman dan pendalaman akan persoalan-persoalan ditingkat rakyat (persoalan social, ekonomi, budaya, politik, dll)
Bagaimana Mengembangkan Kegiatan Ditingkat Rakyat.
Tahap-Tahap Yang Harus Dilewati:
  1. Identifikasi kebutuhan dan prioritas. Dalam proses ini hendaknya diketahui secara akurat mengenai : a) Peta politik setempat. b) Struktur social setempat. c) Peta persoalan dan issue setempat.
  2. Menyusun arah dan tujuan serta menentukan cara terbaik untuk melaksanakannya.
  3. Identifikasi sumber daya (SDM & Dana)
  4. Menyusun cara mengevaluasi
  5. Menetapkan rencana kerja
  6. Melaksanakan rencana kerja secara partisipatif.
VIII. Bagaimana Mempertahankan Organisasi
  1. Usaha-usaha pendidikan internal yang sistemik bagi terciptanya landasan idiologi yang sama dari seluruh anggota.
  2. Perbaikan kinerja dan kwalitas kesadaran dari seluruh anggota
  3. Menetapkan tujuan yang jelas sehingga semua pihak dapat memahami tahap-tahap perkembangan organisasi
IX. Penyebab Gagal/Hancurnya Pengorganisasian
  1. Tidak memiliki visi dan misi yang tegas dan jelas serta perencanaan program yang tidak berdasarkan kebutuhan anggota. Termasuk didalamnya kemampuan dari organisator/organizer.
  2. Terjebak pada pendekatan kasus
  3. Kurangnya integritas organisator. Terutama godaan untuk menjadi populer. Organisator yang baik adalah organisator yang tidak dikenal oleh lawan.
  4. Kurangnya dukungan logistik akibat terlalu bergantung pada pihak lain dan tidak punya fundrissing, dll.
Demikian pokok-pokok pikiran yang saya sumbangkan untuk mengarahkan dan mempertajam diskusi kita hari ini.

Kupang, 24 Nopember 2001

Stefanus Mira Mangngi

Disampaikan pada Penerimaan Anggota Baru Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kota Kupang, Pada Tanggal, 17 Nopember 2001, Di Aula Seroja, Kanwil Diknas NTT di Kupang.